Setelah sekian lama vakum menulis artikel di blog ini, saya akan coba mulai menulis lagi secera rutin di blog ini. Topik yang akan saya tuliskan merupakan topik yang sederhana, tapi mungkin jarang terpikir untuk dikerjakan pada proyek pembangunan rumah tinggal. Namun hal itu sudah menjadi standar pada proyek-proyek besar, yang menerapkan standar mutu ISO.
Oke, kali ini saya akan membahas tentang pekerjaan tanggulan dan drop lantai struktur di toilet. Tanggulan itu sendiri juga tidak hanya dikerjakan di toilet, melainkan juga di dinding perimeter (tepi bangunan) dan dinding partisi (dry wall). Apa fungsinya? Ini berkaitan dengan air.
- Tanggulan dan drop lantai struktur di toilet
Pertama, kita bahas dulu tentang drop lantai struktur di toilet. Ini mutlak dikerjakan. Banyak yang mengabaikan hal ini dengan alasan bahwa drop lantai bisa dibuat pada finishing lantainya. Tebal aplikasi keramik umumnya 5 cm dari struktur. Maka selisih elevasi lantai luar dan dalam toilet 2 cm cukup untuk diaplikasikan. Begitu alasannya. Tapi pernahkah terpikir bahwa air yang terjebak di bawah keramik akan dapat merembes dari area toilet ke luar toilet, karena elevasi struktur yang rata. Jangan terpikir bahwa celah keramik yang diisi dengan tile grout akan mengalirkan semua air ke arah floor drain. Ada sebagian air yang akan merembes ke celah nat tersebut, meskipun sudah diisi dengan tile grout.
Dan drop lantai struktur 5 cm pun belum cukup. Perlu ditambah dengan menambahkan tanggulan sebelum pasangan dinding bata, setinggi 20 cm dari elevasi toilet. Tanggulan ini berfungsi sebagai penghalang rembesan air sehingga rembesan tidak mengarah ke atas (kapiler), karena permukaan beton lebih kedap air dibanding bata (bata merah atau bata ringan). Selain itu, tanggulan tersebut juga sebagai media dalam aplikasi waterproofing di dinding. Seperti kita tahu, aplikasi waterproofing di toilet meliputi permukaan lantai struktur dan dinding setinggi 20 cm.